Senin, 22 Juni 2009

SKCK...SKCK

Hari ini seluruh siswa di sekolah ku libur kecuali yang kelas VI SD, IX SMP dan XII SMA (seharusnya). Tapi yang kelas XII SMA di tunggu tak kunjung datang. Hanya saya seorang yang muncul, dan pertama kalinya selama dua minggu belakangan  ini saya datang pagi, sekitar pukul 07.30. Rencananya saya mau mengambil surat pengantar dari sekolah untuk membuat SKCK di kepolisian. Karena suratnya ternyata belum jadi akhirnya umi menyuruh saya ke kantor desa saja minta pengantarnya. Dan di putuskanlah saya ke kantor desa. Ternyata membuat surat pengantar tidak membutuhkan waktu yang lama. Setelah pengantarnya selesai langsung saya naik angkot 49 yang akan mengantarkan kami ke perempatan cikeas untuk naik angkot yang langsung ke POLRES.

Sebenarnya ini adalah kali pertamanya saya mengurus SKCK, dan pertama kalinya ke kantor polisi. Jadi saya di temani abi.

Sesampai di kantor polisi, setelah turun angkot kami langsung masuk. Awalnya saya celingukan tapi untung ada plang yang menyatakan dimana bagian pengurusan SKCK. Di pintu kantor tersebut tertulis "membuat SKCK lima menit selesai" begitulah kira-kira bunyinya. Untung tak lama batin saya. Sebelumnya di sekolah kata wali kelas saya dia waktu bikin SKCK lumayan lama, tapi karena waktu itu yang bikin cukup banyak. Ditambah lagi adik kelas yang pernah bikin bilang sebaiknya ada kenalan di dalam kalau nggak nanti di lama-lamain dan pasti mahal dia menawarkan salah seorang pegawai di sekolah yang kenal sama pihak sekolah. Tapi saya tidak melihatnya ketika di sekolah jika di tunda saya takutnya terjadi hal-hal yang tidak di inginkan kan repot. Akhirnya di beranikan ke POLRES sama abi.

Begitu masuk ke dalam kantornya saya langsung bilang mau bikin SKCK. Langsung saya kasih surat pengantar dari kantor desa. Dan petugasnya juga minta pas foto dan foto kopi KTP karena KTP saya masih di proses di gantikan dengan fotokopi kartu pelajar. Setelah itu kami di suruh menunggu. Dan memang ternyata tak begitu lama.

Setelah nama saya di panggil dan SKCK nya di serahkan saya bingung mau ngapain. Jadi saya hanya memperhatikan SKCK nya. Apa hanya segini begitu pikir saya. Abi di belakang saya nanya "beres pak?" saya sempat melihat pak polisi yang manggil saya menunjuk ke petugas sebelah yang pertama melayani saya ketika baru datang. Saya hanya diam tak mengerti. Lalu perlahan saya keluar dari ruangan tersebut, masih memperhatikan SKCK yang baru pindah ke tangan saya.

Sampai di luar kantor polisinya abi nanya, tadi kok ngga di bayar?"
Lha saya jadi bingung. "emang di bayar ya?" jawab saya bingung.
"mana ada yang gratis di indonesia"
"lagian petugasnya diam aja, kalau emang di bayar kenapa ngga diminta."

Begitulah, pengalaman pertama mengurus SKCK yang akhirnya gratis. Tapi saya agak khawatir nih petugasnya marah ngga ya?. Buat bapak dan ibu polisi yang  tadi udah menolong saya makasih ya. maaf saya ngga ngeh kalau memang musti di bayar. Mungkin lain kali kalau ada tarifnya di pajang juga di depan pintu kayak yang cuma lima menit tadi. Saya yang nggak pengalaman gini kan jadi ngerti.


                                                                                              

1 komentar:

  1. He...he...gratiiis emang sharusnya begitu. Apapun surat kan dah ada petugasnya dan digaji krn tgsnya ya kan?

    BalasHapus