Rabu, 30 Juli 2014

Dua Kali Tidak Ada Perpanjangan

Beberapa hari lalu, tepatnya beberepa saat sebelum berbuka puasa terakhir ada yang berkecamuk dalam dada. Ada gundah karena kemungkinan itu ada hari teakhir kebersamaan bersama Ramadhan tahun ini. Rasanya belum banyak momen yang aku habiskan bersamanya. Satu yang selalu aku bisikkan dalam do'a pertemukan aku dengan momen berikutnya, walaupun pasti ini tak lagi sama.
Kata mereka seluruh Indonesia kali ini akan merayakan Idul Fitri bersamaan. Dan kepastiannya akan diumumkan setelah magrib hari itu setelah orang-orang paham di atas sana melakukan persidangan. Satu lagi kubisikkan dalam do'aku berharap akan ada perpanjangan kebersamaanku dengan Ramadhan kali ini. Walau itu jika hanya sehari. Hati ini sangat perharap hasil sidang para orang pintar di sana mengatakan menggenapkan Ramadhan menjadi 30 hari.
Sambil menunggu hasil, kuputuskan menghabiskan waktu menunggu berbuka di masjid bersama Ummi tercinta. Berharap dapat melengkapi warna berbeda bersama Ramadhan ini. Masa menungguku ditemani hujan cukup deras seolah mengerti isi hatiku yang agak gerimis. Kuharap ada perpanjangan bisikku lagi dalam hati. Singkat cerita, setelah sholat magrib akhirnya jelaslah sudah. 'Tidak ada perpanjangan' kata ini menghentak-hentak di dada seiring pengumuman marbot masjid yang mengumumkan hasil sidang isbat. Sebagian orang di sekitarku berteriak gembira. Saat itu aku tak tau apakah harus bergembira, yang jelas sedih cukup mendominasi hati ini. Mungkin karena kebersamaanku dengan Ramadhan ini tidak kunikmati dengan maksimal. Ampuni Hamba Ya Rabb.

Itu lalu ..
Kini 'Tidak Ada perpanjangan' kembali menggetarkan dada ini. Hal ini  saya rasakan ketika membuka sosial media, kalimat ini seolah menghantui. Ya ini adalah peringatan dini yang dibuat oleh advokasi BEM UNJ terkait bayaran SPP dan UKT. Ini adalah hal baru memang dan sangat mengganggu kenyamanan dalam menikmati sosial media. Terus terang sebagai mahasiswa yang selalu membayar di akhir saya cukup tersinggung. Saya berusaha maklum dengan niat baik kakak-kakak di sana agar mahasiswa ingat dengan kewajibannya tapi ada beberapa hal yang mengganggu saya sehingga sifat bawel saya muncul (baca: kritisi).
Pertama, kita -maksunya saya- yang suka belakangan bayaran tidak pernah dengan sengaja mengundur pembayaran. Kita -maksudnya saya- akan selalu bayar sebelum hari H.
Kedua, BEM UNJ dalam hal ini advokasi BEM UNJ terasa berkurang rasa keberpihakannya terhadao mahasiswa. Dengan gembar-gembor tidak ada perpanjangan seolah-oleh menjadi pelindung pihak birokrat. Saya ingat tahun lalu kakak-kakak BEM UNJ sering bertanya apakah sudah bayaran apa belum baik secara personal maupun umum, bahkan beberapa sengaja mengakhirkan bayaran mereka agar bisa pasang badan jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai skenario sehingga fungsi pelayanan advokasi lebih terasa.
ketiga, fungsi advokasi semakin tidak jelas. Selama ini terdengar di sekitar telinga ini bahwa advokasi fungsinya cuma pas bayaran itupun cuma buat bikin perpanjangan walaupun saya tahu ketika penerimaan mahasiswa baru advokasi berusaha melayani maba tapi mungkin ini tidak terasa secara bagi mahasiswa seluruhan jadi tidak terlihat. Dengan adanya deklarasi perpanjangan fungsi advokasi secara praktis semakin tidak menjangkau mahasiswa UNJ.
Jika disimpulkan berdasarkan suara-suara yang beredar jadi begini:
"Kalau memang ngga ada perpanjangan ya ngga usah neror keleus. Kasian yang yang udah pontang-panting kesana kemari waktu bertanya kepastian beasiswa kapan turun jawabnya ngga tahu. Kalau memang ngga ada perpanjangan ya ngga perlu sesumbar. Kasian menghabiskan waktunya mengabdikan dirinya dikampus dengan segala amanah, waktu bertanya jika skenario terburuk tidak bisa bayaran harus gimana? jawabnya coba cari pinjaman seolah meminjam itu adalah hal yang sangat mudah. Pertanyaan itu terlontar mungkin tidak membutuhkan solusi hanya menginginkan kenyamanan hati."

Jadi, menurut saya tidak ada seorangpun mahasiswa yang kuliahnya terhalang karena bayaran. Dan tidak ada yang sengaja mengakhirkan bayaran kecuali mungkin kakak-kakak yang tadi. Jika memang tidak ada perpanjangan "the belakangan gengs" ini akan mengusahakan sekuat tenaga dengan atau tanpa bantuan dari orang kampus. Mereka -mungkin terkhusus saya pribadi- akan menerima seperti halnya menerima kepergian Ramadhan. Tulisan ini hanya berdasarkan sisi saya dan para "the belakangan gengs" yang saya dengar. Saya hanya hamba Allah yang penuh dosa yang pasti menyisipkan kesalahan di sana-sini. Jika ada yang merasa tersakiti mohon dimaafkan.

~ Wallahu a'lam bishowab ~