Selasa, 16 Februari 2010

Heboh Ujian Nasional

Sekarang ini kita mulai di hebohkan kembali oleh yang namanya Ujian Nasional, apalagi setelah putusan MA tentang penyenggara Ujian Nasional yang dianggap lalai, dan segala macam yang putusan lainnya yang saya nggak begitu mengerti.
Saya merupakan salah satu mungkin bisa disebut "korban" dari ujian nasional. Saya punya pendapat tentang ujian nasional, tapi mungkin subjektif karena saya memang pernah gagal di sini. saya liat berita di tivi katanya ujian nasional memang dapat membawa dampak yang kurang baik bagi pesertanya apalagi yang dinyatakan tidak lulus.
katanya (bukan pendapat saya, saya liat di tivi juga) ujian nasional menyebabkan kurang berkembangnya kreativitas siswa, hanya melihat hasil tanpa memperhatikan proses, memicu kecurangan untuk mendapat predikat lulus seratus persen, dan banyak hal lainnya.
kalau pendapat saya, sebagai peserta ujian nasional yang pernah gagal, kegagalan ujian memang mematikan kreativitas, ya bagaimana kita mau berkreasi kita dipaksa menguasai materi yang harus di ujiankan dan harus fokus terhadap hal itu setidaknya selama satu semester terakhir. saya ingat bagaimana pada semester terakhir proses pembelajaran di fokuskan pada mata ujian yang di UN kan. sehingga ada beberapa pelajaran yang di hilangkan.
bagi siswa yang gagal di UN akan sangat berdampak pada kejiwaannya, saya dengar ada yang mau bunuh diri hanya karena tidak lulus UN. walaupun saya tidak sampai seperti itu tapi memang sangat berdampak. saya seharian tidak mau bertemu dengan siapapun, malas menerima telpon, merasa dunia telah berakhir walaupun guru2 menghibur dengan mengatakan UN bukan segalanya, tapi tetap saja saya merasa semuanya telah berakhir. untuk apa sekolah selama tiga tahun jika akhirnya akan seperti ini. kenapa teman saya yang lain yang biasanya dalam proses belajar sangat jauh dibawah saya bisa lulus bahkan saya tau dia bukan terbilang anak yang rajin. penerimaan semua ini tidak cukup dengan sebulan dua bulan bagi saya. apalagi yang laing yang sampai ingin bunuh diri.
pelaksanaan UN juga memicu kecurangan semua pasti tau bagaimana jawaban bisa beredar lewat sms, bagaimana guru memperbaiki lembar jawaban muridnya, dan bagaimana jual beli soal terjadi dengan oknum diknas. dan ini bukan cuma dongeng ini bener trerjadi semuanya fakta. salah satu teman (berbeda sekolah) menjadi semacam koordinator untuk teman2nya mengirim jawaban yang di sms gurunya pagi2 sebelum ujian dilaksanakan. temen lain yang saya tanya apakah dia mengerjakan ujian dengan jujur? dia menjawab :
"kalau masalah seperti ini kita ngga bisa mengandalkan kejujuran. ini menyangkut masa depan"

dan ini terjadi bukan hanya satu dua orang. hampir setiap peserta ujian yang saya tanya apakah sekolahnya melaksanakan ujian dengan jujur? apakah ada kunci jawaban yang beredar? jawaban nya hampir sama ada kunci jawaban yang beredar. atau miniml pemberian kelonggaran pada siswanya untuk berdiskusi.

lain lagi ceritanya ketika ujian paket C, guru saya memberi istilah seperti ujian membuat sim. jika kita berani bayar kita akan dapat kunci jawabannya.setelah pengawas membagikan lembar jawaban dan lembar soal yang berikutnya dibagikan adalah kunci jawaban. sehingga dalam waktu setengah jam peserta selesai mengerjakan ujian tanpa tau pasti apa soal ujiannya terutama matematika dan fisika yang biasanya peserta sudah mumet liat soalnya.

jadi apa ujian nasional masih dapat dikatakan penyetaraan kualitas pendidikan di indonesia??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar