Kamis, 26 Maret 2009

Good bye senior high school!!

Sebentar lagi ujian akhir. Itu artinya masa sma akan berakhir. Memasuki dunia dewasa yang sebenarnya,amin!

Kata orang masa terindah itu di sma. Apa yang sudah saya dapatkan selama sma ya? Sepertinya saya kurang menikmati masa-masa sma tiga tahun ini. Saya merasa kurang nyaman karena selama sma saya merasa menjadi minoritas dan saya tidak pernah merasakan hidup sebagai minoritas,ya kecuali waktu sma ini. Tapi ini mengajarkan saya bagaimana bersikap, ya setidaknya ini bisa menjadi bekal buat saya untuk masa depan.

Dimulai dari kelas X,kelas saya nama nya singapore. Dengan wali kelas bu emi. Sekolah saya di dominasi oleh anak-anak aceh. Awal saya masuk sekolah saya agak jengah sama sikap mereka. Mereka sangat solid, saking solidnya susah masuk lingkup mereka. Selain mereka solid, saya memang kurang bisa berbaur. Tapi gimana bisa berbaur mereka semua bahasa aceh secara saya baru datang dari padang jelas pusing tujuh keliling. Jadi praktis bisa dibilang semester awal saya di sma sendiri, kemana-mana ketoilet, istirahat, makan siang, dan sholat. Apalagi ketika istirahat saya benar-benar sendiri karena semuanya kekantin,termasuk dua teman saya yang bukan aceh. Saya tidak pernah bawa uang kesekolah karena snack istirahat di sediakan sekolah, tapi yang mau kekantin juga boleh, saya lebih memilih tingga, lebih hemat:-)

semester berikutnya saya sudah bisa agak berbaur, wali kelas saya yang juga pusing membuat peraturan "dilarang berbahasa daerah selama di sekolah" peraturan hanya berjalan beberapa minggu tapi setelah itu, ya mereka kembali lagi. Tapi kelamaan saya terbiasa dengan keadaan ini, enak juga wawasan bahasa saya bertambah. Ada satu hal yang tidak bisa saya lupakan. Saya termasuk orang benci sama kecurangan termasuk yang namanya "nyontek". Saya pernah menangis karena hal ini, karena saya melapor kepengawas ujian ada yang mencontek. Seharian saya diplototin sekelas, dan jam istirahat salah seorang teman memanggil saya. Dia bilang saya sok lah dia juga bilang saya jangan macam-macam lah. Saya heran bagaimana orang-orang seperti itu bisa menjadi pembangun negri ini. Tapi akhirnya anak itu dikeluarkan dari sekolah karena perilaku dia. Setelah kejadian itu saya tidak pernah melapor lagi, lho kok malah saya yang jadi sasaran nyontek. Ampun dech. Diakhir semester setelah penerimaa n raport, anak-anak yang dari aceh pulang ke aceh.

Kelas XII, kelas saya terbagi dua ipa dan ips. Saya masuk ipa. Nama kelas saya malaysia. Wali kelasnya pak khodir nawawi. Guru baru waktu itu. Ternyata saya sekelas cuma 9 orang plus satu murid baru. Diawal semester kami cuma 5 orang yang ipa dan 4 orang yang ips karena yang dari aceh belum balik. Duh ternyata sepi juga kalau g ada mereka. Saya ambil positifnya aja setidaknya nyaman juga belajarnya berasa privat, hehe. Awal semester ini saya gunakan untuk lebih mengenal teman saya sekelas, terutama yang perempuan. Ternyata g susah (yaiyalah cuma satu orang). Ternyata saya punya beberapa kesamaan sama dia. Selain satu family (disekolah tiap murid dibagi menjadi beberapa family) ternyata dia juga tipe yang taat peraturan. Kalaupun mau melanggar peraturan liat-liat waktu :-) (ada kisahnya). Jadi awal semester saya sangat klop dengan teman-teman. Kemana-mana kami selalu berempat. Saya dan sheeny dari anak ipa serta oki dan laras. Begitulah. Pertengahan semester yang dari aceh balik, senangnya sekolah jadi rame lagi. Terasa perbedaannya terutama koridor, selama setengah semester sunyi. Diakhir semester, seminggu sebelum ujian semester tepatnya, terjadi pencurian walaupun sebelumnya sudah pernah terjadi sekarang paling besar sekitar Rp.900.000 dan itu uang kas kelas adik kelas kami. Waktu itu jam olahraga yang kebetulan bersamaan dengan adik kelas, dan jam terakhir pula jadi kami semua membawa tas kami turun termasuk adik kelas yang juga olahraga. Saya menitipkan tas saya di kelas ibu saya yang cuma di lantai dua (kelas saya lantai empat) tapi yang adik kelas meninggalkan tas mereka di toilet termasuk tas bendahara yang ada uangnya pada saat itulah uangnya hilang. Ada tiga orang diantara kami yang tidak olahraga yang dua orang adalah orang aceh, dan ketiganya akhirnya jadi tersangka setelah beberapa hari penyelidikan ternyata salah satu dari mereka dan tentunya bukan dua yang dari aceh itu. Tapi mereka dituduh berkomplot. Karena memang mereka selalu bersama. Saya jadi kesal dengan teman saya ini kenapa dia begitu jahat membawa temannya sendiri. Saya jadi jijik ketika dia mohon agar kami percaya dia. Dia diskors seminggu. Lalu kami ujian. Sempat terjadi pergolakan ketika anak aceh kesal pada pihak sekolah karena merasa didiskriminasi, saya juaga sempat geram. Tapi saya juga paham kenapa pihak sekolah melakukan itu. Dan tidak ada bukti pihak sekolah hanya menindak pelaku sebenarnya. Karena mereka berdua terlanjur sedih mereka pindah sekolah kembali ke aceh. Saya sebenarnya sedih sama keputusan mereka. Tapi jika itu memang terbaik menurut mereka saya terima.



Bersambung dulu ya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar